PROFIL KABUPATEN MAGETAN

PROFIL DAERAH
KABUPATEN MAGETAN


1.Sejarah Singkat Berdirinya Kabupaten Magetan
Telah kita ketahui bersama lewat buku-buku sejarah ataupun peninggalan-peninggalan sejarah itu sendiri, bahwa daerah-daerah di Indonesia pada umumnya dan termasuk pulau-pulau Jawa, pada jaman dahulu dikuasai oleh kerajaan-kerajaan besar maupun kecil. Hal semacam ini tidak terkecuali mengenai wilayah timur Gunung Lawu, yang sekarang ini dikenal dengan nama Kabupaten Magetan.
Pada buku sejarah Kabupaten Magetan telah disebutkan, bahwa kita tidak mungkin mengungkapkan sejarah Magetan tanpa mengungkapkan masalah kerajaan terdekat yang berkuasa serta masalah-masalah VOC atau Kompeni Belanda. Agar pembicaraan tentang berdirinya Kabupaten Magetan ini banyak dikandung pengertian yang bisa dipertanggungjawabkan, maka disini dikemukakan peristiwa-peristiwa penting yang dapat mencapai sasaran dengan tepat.
Wafatnya Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1645 merupakan tonggak sejarah mulai surutnya kejayaan Kerajaan Mataram. Beliau sangat gigih melawan VOC, sedangkan penggantinya ialah Sultan Amangkurat I yang menduduki tahta Kerajaan Mataram pada tahun 1646-1677 sikapnya lemah terhadap VOC atau Kompeni Belanda.
Pada tahun 1646 Sultan Amangkurat Imengadakan perjanjian dengan VOV, sehingga pengaruh VOC dapat memperkuat diri karena bebas dari serangan Mataram,bahkan pengaruh VOC dapat leluaa masuk keMataram. Kerajaan Mataram makin menjadi lemah, pelayaran perdagangan makin dibatasi, antara lain tidak boleh berdagang ke Pulau Banda, Ambon dan Ternate.
Peristiwa diatas menyebabkan tumbuhnya tanggapan yang negatif terhadap Sultan Amangkurat I di kalangan keraton, lebih-lebih pihak oposisi, termasuk putranya sendiri yaitu Adipati anom yang kelak bergelar Amangkurat II. Kejadian-kejadian di pusatPemerintahan Mataram selalu diikuti dengan seksama oleh Daerah Mancanegara, sehingga Pangeran Giri yang sangat berpengaruh di daerah pesisir utara Pulaujawa mulai bersiap-siap melepaskan diri dari kekuasaan Mataram.
Pada masa itu seorang pangeran dari madura yang bernama Trunojoyo sangat kecewa terhadap pamannya yang bernama Pangeran Cakraningrat II karena beliau terlalu mengabaikan Madura dan hanya bersenang-senang saja di pusat Pemerintahan Mataram.
Trunojoyo melancarkan pemberontakan kepada Mataram pada tahun 1647. Pemberontakan itu didukung oleh orang-orang dari Makasar. Dalam suasana seperti itu kerabat Keraton Mataram yang bernama Basah Bibit atau Basah Gondo Kusumo dan Patih Mataram yang bernama Patih Nrang Kusumo dituduh bersekutu dengan para ulama yang beroposisi dengan menentang kebijaksanaan Sultan Amangkurat I.
Atas tuduhan ini Basah Gondokusumo diasingkan ke Gedong Kuning Semarang selama 40 hari, di tempat kediaman beliau yang bernama Basah Suryaningrat. Patih Nrang Kusumo meletakkan jabatan dan kemudian pergi bertapa ke daerah sebelah timur Gunung Lawu. Beliau diganti oleh adiknya yangbernama Pangeran Nrang Boyo II. Keduanya ini putra Patih Nrang Boyo (Kanjeng Gusti Susuhunan Giri IV Mataram).
Di dalam pengasingan ini Basah Gondokusumo mendapat nasehat dari kakeknya yaitu Basah Suryaningrat, dan kemudian beliau berdua menyingkir ke daerah sebelah timur Gunung Lawu. Beliau berdua memilih tempat ini karena menerima berita bahwa di sebelah timur Gunung Lawu sedang diadakan babad hutan yang diadakan oleh seorang bernama Ki Buyut Suro, yang kemudian bergelar Ki Ageng Getas. Pelaksanaan babad hutan ini atas dasar perintah Ki Ageng Mageti sebagai cikal bakal daerah tersebut.
Untuk mendapatkan sebidang tanah sebagai tempat bermukim di sebelah timur Gunung Lawu itu, Basah Suryaningrat dan Basah Gondokusumo menemui Ki Ageng Mageti di tempat kediamannya yaitu di Dukuh Gandong Kidul (Gandong Selatan), tempatnya di sekitar Aloon-aloon Kota Magetan
Dengan perantara Ki Ageng Getas , Basah Suryaningrat menemui Ki Ageng Mageti, hasil dari pertemuan ini, Basah Suryaningrat mendapat sebidang tanah di sebelah utara Sungai Gandong, tepatnya di Kelurahan Tambran Kecamatan Kota Magetan sekarang.
Peristiwa itu terjadi setelah melalui perdebatan yang sengit antara Ki Ageng Mageti dengan Basah Suryaningrat. Lewat perdebatan ini Ki Ageng Mageti mengetahui, bahwa Basah Suryaningrat bukan saja kerabat keraton Mataram, melainkan sesepuh Mataram yang memerlukan pengayoman. Karena itulah akhirnya KiAgeng Mageti mempersembahkan seluruh tanah miliknya sebagai bukti kesetiaannya kepada Mataram.
Setelah Basah Suryaningrat menerima tanah persembahan Ki Ageng Mageti itu sekaligus beliau mewisuda cucunya yaitu Basah Gondokusumo penjadi penguasa di tempat baru dengan gelar YOSONEGORO yang kemudian dikenal sebagai Bupati YOSONEGORO. Peristiwa itu terjai pada tanggal 12 Oktober 1675, dengan condro sengkolo “ MANUNGGALING ROSO SUKO HAMBANGUN”
Basah Suryaningrat dan Yosonegoro (Basah Gondokusumo) merasa sangat besar hatinya, karena disamping telah mendapatkan persembahan tanah yang berwujud wilayah yang cukup luas dan strategis, juga mendapatkan seorang sahabat yang dapat diandalkan kesetiaannya, yaitu Ki Ageng Mageti. Itulah sebabnya tanah baru itu diberi nama “MAGETAN’
DAFTAR BUPATI YANG PERNAH MEMIMPIN MAGETAN :
1. Raden Tumenggung Yosonegoro(1675 - 1703)
2. Raden Ronggo Galih Tirtokusumo (1703 - 1709)
3. Raden Mangunrono(1709 - 1730)
4. Raden Tumenggung Citrodiwirjo (1730 - 1743)
5. Raden Arja Sumaningrat(1743 - 1755)
6. Kanjeng Kyai Adipati Poerwadiningrat (1755 - 1790)
7. Raden Tumenggung Sosrodipuro(1790 - 1825)
8. Raden Tumenggung Sosrowinoto (1825 - 1837)
9. Raden Mas Arja Kartonagoro(1837 - 1852)
10. Raden Mas Arja Hadipati Surohadiningrat III (1852 - 1887)
11. Raden M.T. Adiwinoto(1887 - 1912), R.M.T. Kertonegoro (1889)
12. Raden M.T. Surohadinegoro (1912 - 1938), R.A. Arjohadiwinoto (1919)
13. Raden Mas Tumenggung Soerjo(1938 - 1943)
14. Raden Mas Arja Tjokrodiprojo (1943 - 1945)
15. Dokter Sajidiman(1945 - 1946)
16. Sudibjo (1946 - 1949)
17. Raden Kodrat Samadikoen(1949 - 1950)
18. Mas Soehardjo (1950)
19. Mas Siraturahmi(1950 - 1952)
20. M. Machmud Notonindito (1952 - 1960)
21. Soebandi Sastrosoetomo (1960 - 1965)
22. Raden Mochamad Dirjowinoto(1965 - 1968)
23. Boediman (1968 - 1973)
24. Djajadi(1973 - 1978)
25. Drs. Bambang Koesbandono (1978 - 1983)
26. Drg. H.M. Sihabudin (1983 - 1988)
27. Drs. Soedharmono (1988 - 1998)
28. Soenarto (1998 – 2004 )
29. Saleh Mulyono (2004 – 2006 ). Miratul Mu’minin / PLT ( 2006 – 2009 )
30. Sumantri ( 2009 – Sekarang)

2. Gambaran Umum
Magetan sebuah mutiara timur diujung jawa timur.Mempunyai keindahan alam yang menajubkan.Magetan tiap tahunnya memiliki acara ritual jawa berupa larung sesaji,gunungan dan bersih desa yang dijadikan ciri khas wisata magetan.
a.Lokasi
Magetan berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah, tepatnya di sebelah selatan dengan Kabupaten Wonogiri dan di sebelah barat dengan Kabupaten Karanganyar. Selain dengan kedua kabupaten tersebut, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, Madiun di sebelah timur dan sebelah selatan berbatasan juga dengan Kabupaten Ponorogo.

b.Ketinggian
Lokasi Magetan merupakan kabupaten yang terletak di ujung barat Propinsi Jawa Timur, dan berada pada ketinggian antara 60 sampai dengan 1.660 meter diatas permukaan laut.
c.Luas tanah
Magetan merupakan kabupaten terkecil ke dua se-Jawa Timursetelah Sidoarjo, dengan luas seluruh Kabupaten Magetan 688,85km2. Kecamatan Parang merupakan kecamatan terluas dengan luas71,64 Km2, sedang Karangrejo dengan luas 15,15 Km2 merupakan kecamatan dengan luas terkecil.Dengan 18 kecamatanyang ada di Kabupaten Magetan, berarti rata-rata luas tiap kecamatan sebesar 38,27 Km2. Jarak antar ibu kota kecamatan yang tidak terlalu jauh merupakan salah satu faktor yang menguntungkan untuk melaksanakan pembangunan. Jarak terpendek adalah Kecamatan Poncol-Plaosan yang berjarak 3,4 Km dan jarak terjauh Kecamatan Parang-Kartoharjo sejauh 41 Km. Sedang Jarak terpendek dari ibukota kabupaten ke kecamatan, adalah dengan Kecamatan Magetan sejauh 2 km dan jarak terjauh adalah dengan Kecamatan Kartoharjo dengan jarak 26 Km.

d.Iklim
Terletak di sekitar 7o 38′ 30 ” lintang selatan dan 111o 20′ 30″ bujur timur, dengan suhu udara berkisar antara 16-200 C di daerah pegunungan dan 22-260 C di dataran rendah. Magetan merupakan kabupaten yang berpotensi di bidang pertanian dan pariwisata. Curah hujan yang turun mencapai 1.481-2.345 mm per tahun di dataran tinggi dan 876-1.551 mm per tahun di dataran rendah.
e.Pemerintahan
Kabupaten Magetan terbagi dalam 235 desa/kelurahan, 1.048 RW dan 4.653 RT. Berdasarkan klasifikasinya, seluruh desa/kelurahan berklasifikasi swadaya. Sebagai sarana untuk pengembangan desa/kelurahan yang merupakan satuan terendah dari pemerintahan, pada tahun 2008 diberikan Alokasi Dana Desa atau Anggaran Kelurahan sebesar Rp. 23.915.000,00,- yang dialokasikan sebagai dana penguatan sistem pemerintahan desa atau kelurahan, Administrasi dan Biaya Operasional serta biaya operasional dana penunjang kegiatan PKK, pembinaan anak dan remaja.
f.Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Magetan, pertumbuhan beserta kepadatannya dari tahun 1984 sampai dengan tahun 2008 . Pada akhir tahun 2007 jumlah penduduk Kabupaten Magetan sebanyak 693.274 jiwa. Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2008 yang sebanyak 693.860 jiwa, maka tingkat pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu satu tahun adalah 0,08 persen.
Kecamatan Magetan adalah kecamatan yang daerahnya memiliki penduduk paling padat yaitu 2.224 jiwa per km2 ,sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Poncol dengan kepadatan 584 jiwa per km2. Berdasarkan jenis kelaminnya, penduduk laki-laki berjumlah 335.513 jiwa dan perempuan sebanyak 358.347 jiwa, sedangkan dilihat dari sek rasio dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan, hal ini berarti bahwa pertumbuhan penduduk laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan.
Warga Negara Asing yang menjadi penduduk Kabupaten Magetan berasal dari Cina sebanyak 5 jiwa, menghuni di 5 rumah tangga dengan rata-rata anggota rumahtangga 1,0. Populasi penduduk akhir tahun menurut kelompok umur yanng memilki interval 20-24 tahun memiliki jumlah paling besar dibanding kelompok umur yang lain, yaitu sebesar 62.426 jiwa atau 8,99 persen dari total penduduk.
Jumlah pekerja menurut lapangan usaha hingga tahun 2008 menunjukkan bahwa jumlah pekerja di sektor pertanian masih mendominasi (63,29 persen) dari total pekerja. Sektor lain yang juga cukup besar ditekuni oleh 61.062 pekerja adalah sektor perdagangan, hotel dan rumah makan. Sedangkan sektor jasa sosial kemasyarakatan menempati urutan ke tiga yaitu sebesar 40.852 pekerja.
3.Gambaran Sosial Daerah
Pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak terlepas dari ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan yang memadai.Jumlah tenaga kesehatan tahun 2008 sebanyak 889 orang, yang terdiri dari dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya.
Pada tahun 2007 sebanyak 127.544 PUS, naik sebesar 1,00 persen menjadi 128.825 PUS pada tahun 2008. Kenaikan juga terjadi pada jumlah PUS yang memakai alat konstrasepsi menjadi 104.820 pemakai atau naik sebesar 10,28 persen dibanding tahun 2007.
jumlah keluarga pra sejahtera dan sejahtera I mengalami penurunan, dari 58.034 keluarga pada tahun 2007 menjadi 57.186 keluarga pada tahun 2008 atau turun sekitar 1,46 persen. Berdasarkan tahapan Keluarga Sejahtera (KS) maka KS III menduduki peringkat terbesar dengan jumlah sebanyak 64.811 keluarga, atau 32,46 persen dari total 199.665 keluarga di Kabupaten Magetan.
Partisipasi sekolah penduduk hendaknya diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai.
4.Gambaran Pertanian dan pertenakan daerah
Luas wilayah Magetan 68.884 ha, terbagi atas 28.356 hektar tanah sawah dan 40.528 hektar tanah kering. Pertanian merupakan sektor yang paling dominan di Kabupaten Magetan, karena sebagian besar penduduk Magetan hidup dari bercocok tanam. Komoditas tanaman bahan makanan, utamanya padi masih merupakan produk yang besar peranannya bagi masyarakat Magetan.
Luas panen, produksi, dan rata-rata produksi tanaman pangan di Tahun 2008 terjadi penurunan produksi padi. Produksi padi tahun 2007 sebesar 219.736 ton, turun 2,60 persen menjadi 214.026 ton pada tahun 2008. Penurunan produksi padi tahun 2008 diikuti oleh menurunnya produksi ubi jalar dan kacang tanah. Tetapi untuk produksi jagung, ubi kayu, kedelai dan kacang hijau tahun 2008 terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2007 masing-masing sebesar 1,13 persen, 35,76 persen, 20,49 persen dan 59,55 persen.
Tiga jenis buah-buahan yang banyak dihasilkan adalah mangga (292.259 kw), jeruk besar (278.623 kw) dan pisang (127.006 kw). Empat jenis buah-buahan yang mengalami peningkatan produksi yang signifikan pada tahun 2008 adalah sirsak (2410,53 persen) mangga (294,81 persen), semangka/melon (257,29 dan rambutan (233,31 persen). Sementara sayur-sayuran yang banyak diproduksi adalah kubis (140.200 kw), petsai/sawi (56.554 kw) dan bawangmerah (56.326 kw).Selain itu juga terdapat perkebunan Jambu Mete dengan luas lahan 515 ha.Tanaman unggulan Magetan adalah jeruk pamelo yang terkenal kekhasannya.Magetan menjadi sentra tingkat nasional jeruk pamelo atau juga dikenal jeruk bali.Asalmuala namanya dikaitkan dengan adanya 3 varietas jeruk yaitu jeruk pamelo nambangan,jeruk pamelo srinyonya dan jeruk pamelo bali merah.Yang terakhir tadi lebih dikenal dengan jeruk pamelo Magetan.Jeruk pamelo magetan banyak memasok syalayan dan supermarket maupun hypermarket di kota-kota besar seperti di Jakarta,Bali,Jogja,Surabaya,bandung,Semarang dan Solo.Mata rantai yang panjang menjadi masalah untuk meningkatnya pendapatan petani. Dari 16 kecamatan di Magetan, 4 kecamatan, yaitu Bendo, Takeran, Sukomoro, dan Kawedanan atau yang sering disingkat Beta Suka, pusat penanaman jeruk pamelo. Di kecamatan-kecamatan ini pemandangan yang umum terlihat di pekarangan rumah adalah pohon-pohon jeruk. Tiap rumah rata-rata memiliki di atas dua pohon jeruk pamelo. Komoditas jeruk yang penanamannya dimulai sekitar tahun 1950 itu menjadi ciri bagi penduduk di daerah ini khususnya, dan Kabupaten Magetan umumnya. Rasanya tak sah berkunjung ke Magetan tanpa membawa oleh-oleh jeruk pamelo. Selain jeruk, masih ada potensi tanaman pangan lain di Magetan. Kondisi wilayah ini cocok untuk pengembangan hortikultura dan tanaman pertanian lainnya. Wilayahnya yang terbagi atas pegunungan dan dataran rendah masing- masing memiliki tingkat kesuburan berbeda. Daerah pegunungan subur ada di Kecamatan Plaosan dengan produk pertanian utamanya sayur-sayuran, seperti kubis, kentang, bawang merah, dan wortel. Adapun dataran rendah yang subur berpusat di Kecamatan Barat, Kartoharjo, Karangrejo, dan Takeran yang banyak memproduksi buah-buahan, seperti mangga, pepaya, dan nangka.
Mayoritas penduduk Magetan yang bermata pencaharian petani semakin mencirikan keagrarisan wilayah ini. Dari sekitar 454.000 tenaga kerja, 64 persen menggeluti usaha pertanian. Luas lahan pertanian tanaman pangan sekitar 77 hektar dan perkebunan sekitar 5.000 hektar. Masih cukup luas areal untuk pengembangan sektor agraris di wilayah yang luasnya 688.850 hektar ini.
Hampir semua ternak baik ternak besar, ternak kecil dan unggas mengalami peningkatan jumlah populasi pada tahun 2008 dibanding tahun sebelumnya, dengan kisaran 1,38 persen hingga 294,44 persen. Sedangkan jumlah populasi ternak kerbau, kuda dan babi turun masing-masing sebesar 60,23 persen, 3,48 persen dan 23,55persen.
Peternakan
Total
Kecamatan
Jumlah
Satuan
Ayam Petelur
1.801.790,00
Kecamatan Panekan
799.600,00
ekor
Kecamatan Plaosan
475.500,00
Kecamatan Takeran
243.000,00
Ayam Potong
626.199,00
Kecamatan Plaosan
136.000,00
ekor
Kecamatan Panekan
118.200,00
Kecamatan Alla
77.500,00
Kecamatan Takeran
55.000,00
Kecamatan Kawedanan
55.000,00
Ayam Kampung
569.910,00
Kecamatan Bendo
59.750,00
ekor
Kecamatan Karas
50.582,00
Kecamatan Takeran
49.500,00
Kecamatan Panekan
49.157,00
Kecamatan Lembeyan
44.525,00
Sapi
58.446,00
Kecamatan Bendo
7.147,00
ekor
Kecamatan Plaosan
6.944,00
Kecamatan Poncol
6.685,00
Kecamatan Parang
6.551,00
Kecamatan Panekan
5.697,00
Kambing
22.916,00
Kecamatan Parang
3.000,00
ekor
Kecamatan Panekan
2.818,00
Kecamatan Bendo
2.533,00
Itik
21.704,00
Kecamatan Barat
4.588,00
ekor
Kecamatan Sukomoro
3.764,00
Kecamatan Kartoharjo
3.245,00
Kecamatan Karangrejo
2.510,00
Domba
19.266,00
Kecamatan Plaosan
2.717,00
ekor
Kecamatan Lembeyan
2.358,00
Kecamatan Parang
1.744,00
Kecamatan Karas
1.707,00
Ternak Unggas
Total
Satuan
Pilih Item
5.518.861,00
kilogram


5.Gambaran Industri umum daerah
Profil industri pengolahan di Kabupaten Magetan hingga tahun 2008 masih didominasi oleh industri kecil.Jumlah industri kecil formal bertambah 27 unit sehingga menjadi 466 unit pada tahun 2008. Beberapa jenis industri kecil (kerajinan rakyat) yang memberikan andil cukup besar bagi perindustrian di Kabupaten Magetan adalah batu bata merah menghasilkan produksi sebesar Rp 168.251 juta, genteng menghasilkan Rp 117.303 juta, Industri penyamakan kulit menghasilkan Rp. 82.875 juta, Grabah sebesar Rp. 18.000 juta dan sepatu/kerajinan kulit menghasilkan Rp 17.275 juta.Adapun potensi unggulan dari industri magetan adalah sebagai berikut:

Komoditi
Tahun 2006
Tahun 2007
Unit Usaha
Unit Usaha
Tenaga Kerja
Volume Produksi
Unit Usaha
Tenaga Kerja
Volume Produksi
Nilai Produksi (Rp. Juta)

I. PENYAMAKAN KULIT








1
Penyamakan Kulit Kimia
        43
        45
         351
 4.550.000 ft
        45
         351
 4.550.000 ft
       38.675,0
2
Penyamakan Kulit Nabati
        75
        77
         435
 3.936.000 ft
        77
         435
 3.936.000 ft
       25.584,0











II. KERAJINAN KULIT








1
Sepatu / Sandal
    113
     115
         465
 418.500 ps
     115
         465
 418.500 ps
       23.520,0











III. ANYAMAN BAMBU








1
Kerajinan Bambu
  3.215
  3.220
      5.710
 9.221.300 bh
  3.220
      5.710
 9.221.300 bh
       19.094,0











IV. GENTENG
  1.564
  1.567
      5.710
 177.000.000 bj
  1.567
      5.710
 177.000.000 bj
       41.713,0











V. BATA MERAH
  1.401
  1.404
      3.278
 212.543.000 bj
  1.404
      3.278
 212.543.000 bj
       30.372,0











VI. MAKANAN OLAHAN








1
Emping Mlinjo
     257
     265
         584
 840.960 kg
     265
         584
 840.960 kg
       10.512,0
2
Carang Mas
        33
        35
         108
 84.000 kg
        35
         108
 84.000 kg
               84,0
3
Enting-enting
          8
          8
           20
 576.000 bks
          8
           20
 576.000 bks
            634,0
4
Lempeng
        70
        75
         225
 180.000.000 bj
        75
         225
 180.000.000 bj
         1.350,0
5
Jenang Candi
        15
        15
           21
 14.400 kg
        15
           21
 14.400 kg
               96,6
6
Emping Jagung
          2
          2
              9
 42.000 kg
          2
              9
 42.000 kg
            336,0
7
Kurmelo
          1
          1
              8
 2.400 kg
          1
              8
 2.400 kg
               25,2












VII. GAMELAN
          9
          9
           78
 36.000 set
          9
           78
 36.000 set
         7.200,0










VIII. BATIK
          2
          2
           40
 1.728 lb
          2
           40
 1.728 lb
            129,6


6.Gambaran konsumsi air dan listrik
Jumlah pelanggan dan besarnya air yang disalurkan, yang secara langsung akan bisa diketahui konsumsi air bersih masyarakat Magetan. Besarnya persentase masyarakat mengkonsumsi air bersih dapat dijadikan salah satu penilaian terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, atau dengan kata lain ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut dapat dicerminkan dari rata-rata konsumsi air bersih oleh masyarakat. Jumlah produksi air bersih PDAM Magetan tahun 2008 sebesar 9.738.512 M3, sedangkan jumlah pelanggan 44.468, sehingga konsumsi air bersih per pelanggan per tahun adalah 219,00 M3. Nilai ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata konsumsi air bersih di Jawa Timur yang hampir mencapai angka 300 M3 per pelanggan per tahun. Hal ini disebabkan wilayah Kabupaten Magetan sebagian besar pedesaan, masyarakat pedesaan masih memiliki air bersih yang melimpah untuk kegiatan sehari-hari sehingga keadaan ini berpengaruh terhadap besar kecilnya pembelian air bersih yang dikelola PDAM.
Penyediaan listrik yang memadai sebagai komoditas vital sangat diperlukan. Dari data tersebut dapat dicermati bahwa pada komponen baik daya terpasang, jumlah pelanggan dan nilai penjualan mengalami peningkatan pada tahun 2008 dibanding tahun 2007.
Produksi listrik yang didistribusikan dari ranting Magetan naik sebesar 5,76 persen, dan dari ranting Maospati naik 9,28 persen. Pelanggan menurut golongan tarip terbanyak berasal dari rumah tangga, mendominasi 98,40 persen dari seluruh pelanggan yang ada di Kabupaten Magetan.
7.Gambaran Perdagangan Daerah
Pemilikan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), menunjukkan bahwa perusahaan kecil mendominasi hampir 94,11 persen dari seluruh perusahaan yang memiliki SIUP. Jumlah perusahaan yang memiliki SIUP meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan Wajib Ulang dan alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) yang ditera ulang pada tahun 2008, sedangkan perkembangan dari Wajib Daftar Perusahaan. Bentuk perusahaan yang terdaftar pada tahun 2008 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, dengan penambahan jumlah usaha sebanyak 170 usaha (3,78 persen). Perusahaan perorangan tumbuh cukup besar yaitu bertambah sebanyak 123 usaha atau meningkat 3,06 persen. Kondisi ini diharapkan mampu mengangkat ekonomi rakyat Magetan, sehingga produktifitas dan pendapatan masyarakat semakin membaik.
8.Gambaran Fasilitas Perhotelan
Upaya penyediaan akomodasi beserta fasilitas dan pelayanannya perlu terus ditingkatkan dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan khususnya kepariwisataan di Kabupaten Magetan. Jumlah hotel yang ada di Kabupaten Magetan tahun 2008 sebanyak 99 hotel, terbagi dalam tiga klasifikasi yaitu Hotel Bintang sebanyak 2 hotel, Hotel Melati sebanyak 73 hotel dan 24 Pondok Wisata.
Dari 99 hotel yang ada di Magetan, sebanyak 92 hotel berlokasi di Kecamatan Plaosan, 6 hotel berada di kecamatan Magetan dan 1 hotel di Kecamatan Maospati. Banyaknya pengunjung yang datang ke tempat wisata menunjukkan bahwa pada tahun 2008, pengunjung ke Telaga Sarangan, Puncak Lawu, bumi perkemahan dan air terjun masih cukup banyak.
9.Gambaran Perhubungan Daerah
Jumlah kendaraan bermotor penumpang dan barang yang melakukan wajib uji pada tahun 2008 mencapai angka 986 kendaraan umum wajib uji. Sementara itu jumlah kendaraan bermotor bukan umum yang melakukan wajib uji pada tahun 2008 terjadi peningkatan sebanyak 119 unit kendaraan atau sebesar 3,65 persen bila dibandingkan dengan tahun 2007.
Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang penting guna memperlancar kegiatan perekonomian dan mobilitas penduduk dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan yang ada di Kabupaten Magetan mencapai 570,603 km yang terbagi atas jalan negara sepanjang 7,364 km, jalan propinsi 34,429 km dan jalan kabupaten 528,810 km dan tidak ada jalan dengan permukaan tanah. Sedangkan kondisi jalan yang rusak sepanjang 206.950 km dan rusak berat 6.689 km.
Sarana Pos dan Telekomunikasi semakin berperan penting untuk memperlancar segala aktivitas, baik aktivitas yang dilakukan pemerintah, swasta maupun masyarakat. Berkenaan dengan penggunaan jasa pengiriman surat dan paket pos melalui kantor pos dari tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami peningkatan, yaitu untukpengiriman surat dalam negeri meningkat sebesar 50,92 persen, pegiriman surat luar negeri meningkat 24,86 persen, sedangkan pengiriman paket meningkat sebanyak 428 pengiriman atau sebesar 5,05 persen.
10.Gambaran Keuangan Daerah
Pemerintah Kabupaten Magetan senantiasa berusaha meningkatkan anggaran pendapatan dan belanja daerah sebagai upaya mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan, karena penggerak utama jalannya roda pemerintahan dan pembangunan adalah dana yang memadai. Realisasi penerimaan Pajak Bumi Bangunan/PBB baik yang berasal dari pedesaan, perkotaan dan pertambangan mengalami peningkatan pada tahun 2008 dibanding tahun sebelumnya, dengan total penerimaan PBB tahun 2008 sebesar Rp. 25,291 milyar atau naik sebesar Rp. 475,087 juta (1,91 persen).
Dana pihak ke III dan besar pinjaman pada bank-bank di Kabupaten Magetan pada tahun 2008 naik sebesar 25,58 persen dibandingkan tahun 2007, besarnya dana tahun 2006 sampai 2008 dapat disimak pada Tabel 10.2.1. Posisi Kredit rupiah menurut jenis penggunaan tahun 2008 bila dibandingkan dengan tahun 2007 terjadi kenaikan sebesar 23,93 persen. Penggunaan kredit pada tahun 2008 terbesar pada kredit modal kerja sebesar 56,05 persen.
Data perkembangan harga setiap bulan dari sembilan bahan pokok dan kebutuhan penting lainnya terlihat bahwa pada akhir tahun 2008 hampir semua komoditi mengalami kenaikan harga kecuali beras, kacang-kacangan dan gula pasir (lokal PNP).
11.PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator untuk mengukur tingkat pendapatan atau produktivitas masyarakat Magetan dalam jangka waktu tertentu, dari sisi harga disajikan dalam dua bentuk yaitu PDRB atas dasar berlaku dimana jumlah nilai tambah yang diukur/dinilai dengan berdasarkan tahun berproduksi, sedangkan PDRB atas dasar harga Konstan, nilai tambah diukur atas dasar harga tahun 2000.
PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah bruto yang tidak dipengaruhi oleh faktor inflasi tetapi hanya dipengaruhi oleh kuantum atau jumlah produksi. PDRB atas dasar harga berlaku mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 berturutturut adalah 3.904,07 milyar, 4.487,14 milyar dan 5.057,57 milyar. Sektor yang paling besar sumbangannya terhadap totalitas nilai PDRB adalah sektor Pertanian, menyusul sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, selanjutnya sektor Jasa-jasa dan distribusi yang paling kecil adalah sektor Pertambangan dan Penggalian.
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting, karena angka pertumbuhan ekonomi menunjukkan produktivitas riel baik sumber daya manusia maupun alam Kabupaten Magetan. Angka pertumbuhan ekonomi dapat dilihat pada tabel indeks berantai atas dasar harga konstan caranya adalah dengan mengurangi 100 pada angka tertera. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2005, 2006 dan 2007 berturut-turut adalah 4,81 persen, 5,12 persen dan 5,21 persen, sedangkan laju inflasi berturut-turut 13,48 persen, 9,33 persen dan 7,13 persen.  ( Sumber BPS Kab. Magetan)

1 komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...